Sunday 2 April 2017

Menelusuri Penangkapan Ikan Hiu di Lombok

09:14:00 3 Comments
Para nelayang yang mengangkat ikan hiu untuk dibawa ke tempat lain (by: Reamuki)

Kalian mungkin pernah dengar dengan istilah shark fishing. Iya apa sih shark fishing itu? Kali ini saya akan menulis sedikit tentang shark fishing. Kenapa ya? kali ini saya tertarik untuk menulis tentang shark fishing atau dalam bahasa indonesianya berarti penangkapan ikan hiu. Seperti kita tahu bahwa ikan hiu merupakan salah satu hewan yang dilindungi oleh pemerintah dan kita dilarang untuk menangkapnya . Dilain cerita, beberapa pekan lalu, tepatnya tanggal 22 Maret 2017 itu diperingati sebagai hari air sedunia. Dan ini menjadi ajang untuk menungjukan kepedulian terhadap eksistensi air atau perairan dunia yang sangat penting bagi kehidupan manusia di muka bumi ini. Bahkan semua mahluk di dunia ini sangat bergantung dengan air. Itu tak lepas karena air merupakan sumber kehidupan bagi semua mahluk di bumi baik bagi hewan, tumbuh-tumbuhan dan terutama bagi manusia. Semoga saja peringatan Hari Air Sedunia ini bukan hanya sebagai peringatan tapi juga menggerak secara nyata untuk terus melestarikan exsistensi perairan di seluruh dunia.

Pemerintahan Indonesia sekarang ini semakin memprioritaskan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di bidang kemaritiman yakni pada sektor kelautan dan perikanan. Bahkan di beberapa kebijakan-kebijakannya menuai kontropersi dan viral seperti misalnya menenggelamkan kapal-kapal yang mencuri ikan dilaut Indonesia dan melarang para nelayan untuk menangkap ikan menggunakan alat penangkap yang sudah sering mereka pakai untuk mencari ikan, itu dikarenkan alat tersebut bisa merusak ekosistem perairan laut sehingga hal tersebut dilarang. Walaupun banyak dari nelayan yang menolak kebijakan tersebut. (maaf saya lupa nama alatnya apa hehe).

Tidak semua jenis ikan dilaut boleh ditangkap atau dijual oleh para nelayan. Ada beberpa hewan laut yang dilindungi atau dilarang untuk menangkapnya salah satunya seperti ikan hiu. Ikan hiu merupakan jenis ikan purba yang langka dan masih hidup hingga sekarang dan selain itu juga ikan hiu merupakan predator pemakan daging yang menjadi penjaga keseimbangan biota-biota di laut. Oleh sebab itu keberadaannya sangat dilindungi oleh pemerintah bahkan Internasional. Akan tetapi, masih banyak yang menangkap ikan hiu secara illegal dan merusak bahkan menghilangkan kelangsungan hidup predator ini. Di Indonesia termasuk negara dengan tingkat praktik ilegal melakukan shark fishing yang cukup tinggi. Dan untuk pertama kalinya saya melihat dengan mata kepala saya sendiri ada yang melakukan shark fishing dalam jumlah yang cukup besar dan dari ukuran yang paling kecil hingga ikan hiu yang lumayan besar-besar.

Kejadian ini berlangsung di salah satu pasar ikan terbesar di Lombok. Pada waktu itu saya seperti biasa jika ingin membeli ikan yang banyak dan masih segar akan mengantar ibu saya ke pasar ikan ini. Beberapa pekan lalu bersama ibu dan dua keponakan saya pergi ke pasar tersebut dan membiarkan ibu saya yang membeli ikan karena maklum saja saya kurang begitu mengetahui jenis ikan yang bagus dan segar itu seperti apa hehe. Sedangkan saya bersama dua keponakan saya jalan-jalan keliling pesisir pantai untuk melihat para nelayan-nelayan yang baru datang dengan kapal membawa ikan-ikan yang sangat banyak dan masih segar untuk menjualnya kepada para memborong untuk menjualnya lagi. Maklum kami berangkat pagi sekali jadi masih bisa melihat transaksi seperti itu.

Pada awalnya saya kaget kenapa ada banyak sekali ikan besar-besar terdampar di pinggir pantai. Akhirnya karena penasaran saya mendekat dan melihat itu ikan terdampar atau bagaimana. Pada saat itu saya berpikir kalau moment ini harus diabadikan hehe. Setelah lama memperhatikan ternyata ikan-ikan tersebut merupakan ikan hiu. Tidak tanggung-tanggung ikan hiu ini diangkut dari kapal-kapal nelayan dan ditaruh di pinggir pantai. Pantasan saja saya pikir ikan-ikannya terdampar tapi ternyata memang sengaja ditangkap. Beberapa orang memilih-milih dam membawa ikan-ikan tersebut dan mengangkatnya menggunakan kayu dan mengikatnya kemudian membawanya ke tempat lain. Sementara ikan-ikan hiu yang masih kecil lainya dijual kepada pada pedangan dan kemudian mereka menjualnya lagi dengan harga yang cukup murah. Seperti yang saya dengar, maaf sedikit menguping dari percakapan para pedagang tersebut yang menjualnya dengan harga dua puluh lima ribu rupiah per ekor. Panjangnya sekitar kurang lebih 50 cm yang kecil-kecil. Sepengetahuan saya memang ikan hiu akan sangat mahal apabila berukuran besar dan panjang karena mereka mengukur panjang masing-masing predator tersebut.
Ikan-ikan hiu yang terdampar di pesisir pantai
Rasa penasaran saya berlanjut dan mengikuti orang-orang yang membawa ikan-ikan besar tersebut dengan bambu yang diikat tali ke tempat lain. Sesampainya ditempat tujuan ternyata ada banyak ikan-ikan hiu yang besar-besar dan sedang diukur panjangnya oleh para nelayan disana. Entah apa yang akan dilakukan selanjutnya setelah ikan-ikan tersebut diukur dan dipilah sesuai besar dan ukurannya. Yang saya ketahui bahwa sirip ikan hiu itu cukup mahal dan diburu para membeli.
Para Nelayan yang mengukur dan memilih ikan hiu di tempat pengumpulan ikan
Melihat hal ini, saya menyimpulkan bahwa masyarakat sebenarnya mengetahui bahkan sadar bahwa penangkapan ikan hiu merupakan hal yang melanggar hukum. Akan tetapi, mungkin pemerintah kita dan masyarat kita belum sadar betul apa dampak apabila penangakapan predator ini semakin marak. Mereka secara terbuka dan bebas menangkap ikan hiu tersebut tanpa takut kerkena sanksi hukum karena mungkin pemerintahnya juga membiarkan hal tersebut terjadi. Bagaimanapun juga manusia diberikan kekayaan dan hasil alam yang melimpah oleh sang Pencipta bukan hanya untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan kelangsungan hidup tapi juga untuk menjaga dan melestarikan agar tetap terjaga keberadaannya sehingga anak cucu kita juga bisa merasakan nanti bukan malah merusak atau menghilangkannya. Semoga bermanfaat. 

Thursday 9 February 2017

Pantai Cemara Lombok Timur, Pantai Di Tepi Jalan

12:48:00 2 Comments
Salah satu cara menikmati pemandangan di Pantai Cemara dari berugak

Kabupaten Lombok Timur memiliki destinasi wisata yang luar biasa menawan dan beragam. Dari utara hingga bagian selatan. Bagian utara yang identik dengan hawa pegunungan yang sejuk dan bagian selatan lombok timur dengan pantainya yang mempesona. Misalnya wisata yang terkenal di lombok timur bagian utara yakni sembalun, sedangkan bagian selatan seperti pantai pink dan tanjung ringgit.
Kali ini saya akan membahas pantai yang cukup sepi dan tidak banyak yang ketahui oleh para wisatawan yakni pantai cemara di Lombok Timur. Pantai ini seperti namanya pantai cemara, ditumbuhi dengan pohon-pohon cemara yang tumbuh di sekitar pantai. Walaupun pohon cemara yang tumbuh di pantai ini sekarang tidak sebanyak dahulu, akan tetapi pantai ini masih menjadi tujuan wisata yang asik bagi para wisatawan yang ingin meihat keindahan pantai yang masih perawan. Pantai ini masih sepi dan tidak terlalu banyak pengunjung padahal dibandingkan dengan pantai-pantai di Jerowaru Lombok Timur lainnya pantai ini merupakan salah satu pantai yang paling dekat dan stratgis selain itu akses jalannya juga cukup memadai.

Pantai Cemara berpasir putih berwarna hijau dan biru tosca
Pantai cemara terletak di desa Serewe kecamatan Jerowaru kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pantai ini berada satu jalur dengan pantai serewe dan pantai kaliantan (tempat perayaan bau nyale di Lombok Timur). Apabila kita berangkat dari kota Mataram melalui jalur selatan, jalur yang kita lewati yakni dari Mataram-Praya-Ganti dan Jerowaru dengan waktu tempuh kira-kira 2 jam hingga 2 jam setengah perjalanan. Sedangkan kita butuh waktu sekitar 40 menit hingga 1 jam lebih perjalanan apabila berangkat dari kota selong Lombok Timur dengan rutenya yakni Selong-Sakra-Sakra Barat-Keruak dan Jerowaru. Jika anda takut tersesat di jalan jangan kuwatir karena sudah terpasang petunjuk arah di beberapa tempat menuju ke tempat wisata di sekitar daerah Jerowaru. Selanjutnya apabila kita sudah sampai Jerowaru di pertinggaan seperti pada gambar dibawah ini maka, jika kalian datang dari barat arah kota Mataram hendaknya belok ke kanan dan belok ke kiri apabila datang dari timur arah kota Selong. Hingga sampai pada pertigaan menuju ke arah pantai Pink, dimana untuk ke pantai cemara kita tidak perlu berbelok akan tetapi kita jalan lurus saja hingga bertemu dengan ujung jalan persimpangan terdapat pantai di tepi jalan dengan banyak pohon cemara menjulang itulah pantai Cemara.

Sesampai di sana kita akan disuguhi dengan pemandangan pohon cemara yang menjulang tinggi dan tanaman liar disekitar pasir pantai. Kita bisa memarkirkan kendaraan atau sepeda motor di bawah pohon cemara dan membayar 5 ribu kepada penjaga parkir. selanjutnya kita butuh berjalan ke dalam lagi untuk melihat indahnya pantai ini. Di sekitar pantai ada beberapa berugak yang menjadi tempat para wisatawan berdiam dan berteduh menikmati keindahan pantai. walaupun minim fasilitas tapi pantai ini cocok buat kamu yang pingin dengan suasana pantai yang tenang dan indah. Di sekitar kawasan pantai ini terdapat juga pantai-pantai yang lain, seperti pantai Serewe dan pantai Galeri yang berada tidak jauh dari pantai cermara hanya beberapa puluh meter saja kok. Pantai-pantai indah di Lombok memang tidak ada habisnya. Pada kesempatan lain saya akan menuliskan tentang pantai-pantai lainnya ya. 

Masih tentang pantai Cemara, ombak di pantai ini tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil juga sehingga aman bagi keluarga yang ingin berlibur membawa anak-anaknya setidaknya untuk berendam di pantai. Sebenarnya pantai ini adalah pantai nelayan karena beberapa nelayan ada yang memarkirkan perahunya di sisi-sisi pantai. Selain itu juga di pantai ini terdapat rumput laut sehingga kadang-kadang para wisatawan bisa membawa pulang rumput laut untuk jadi bahan sayur di rumah hehe. Dari kejauhan terlihat pantai ini menjorok ke daratan. Jadi kalau dilihat sebenarnya pantai ini seperti sebuah teluk.

bersama teman-teman saya mencari rumput laut untuk dibawa pulang :D
Selain itu, pantai ini belum ada yang menjual makanan atau semacamnya jadi disarankan untuk membawa bekal sendiri jika ingin berlama-lama menikmati pantai dengan pasir putih tersebut. Pantai ini berwarna hijau toska dan sangat indah dipandang mata, selain itu disisi kanan pantai ini terdapat tebing sehingga bagus untuk spot photo-photo. Jangan kuwatir kehabisan spot buat photo-photo ya. Itu merupakan hal wajib dilakukan kalau berkunjung ke tempat-tempat indah. Sayang juga kalau tidak diabadikan dengan berselfie ria bersama teman-teman bukan?! hehe 

Nah bagi kamu yang membawa bekal sendiri nih jangan lupa untuk membuang sampah pada tempatnya ya atau sampahnya dibawa pulang saja hehe. Pantai ini masih bersih dari sampah-sampah. Jadi bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke pantai cemara ini mohon jaga kerbersihan. Karena kebersihan merupakan sebagian dari iman. Subhanallah. J [Re]
Tebing di Pantai Cemara

Sunday 5 February 2017

Penghijauan di Ujung Gol Bersama Komunitas Indera

00:55:00 0 Comments
Antusias untuk menanam pohon anak-anak di Ujung Gol, Desa Sekaroh, Kec. Jerowaru, Kab. Lombok Timur, NTB 

Terbagung bersama sebuah komunitas yang diberi nama Indera Community mengajarkan saya banyak hal. Komunitas ini seperti namanya INDERA yang merupakan singkatan dari Incandescing Children Absolutely yang bergerak untuk memberikan pencerahan bagi anak-anak yang seharusnya mendapakan pilar dan semangat sebagai selayaknya seorang anak yang penuh ceria dan warna. Setiap anak memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak seperti yang dijanjikan pemerintah dalam kebijakannya. Disini saya menekankan pada pendidikan yang layak? Dimana pendidikan yang layak tersebut? Saat kami melihat bagaimana kondisi di sebuah sekolah di daerah pelosok di kabupaten Lombok Timur NTB ini membuat kami Komunitas Indera tergerak hatinya untuk setidaknya membagi kebahagiaan dan inspirasi dengan tindakan nyata yang sangat sederhana tapi sangat berarti bagi bocah-bocah hebat di sekolah tersebut. Salah satunya agenda penghijauan seperti penanaman pohon oleh Komunitas Indera dan anak-anak Ujung Gol yang tepatnya dilaksanakan selama 2 hari sabtu dan minggu tanggal 28-29 Januari 2017 akhir pekan lalu. 

Bukan kali pertama komunitas ini mengadakan agendanya di Ujung Gol, sebuah kampung di desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur, NTB. Di Ujung Gol ini terdapat sebuah sekolah yang sangat miris dan sangat memprihatinkan yakni MI Sidratu Muntaha yang sudah dibangun sekitar 4 tahun berdiri di atas bukit. Sekolah yang memiliki pemandangan alam yang sangat indah ini memiliki siswa yang tergabung dari kelas 1 hingga kelas 4, dimana dalam satu bangku duduk 4 hingga 5 siswa yang seharusnya ditempati untuk dua orang anak saja. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dana untuk menyediakan sarana dan prasarana seperti meja dan kursi. Selain itu, bangunan kelas yang sudah jadi terdapat dua ruangan yang masih dalam tahap pembangunan. Itu pun masih jauh dari kata layak. Bagaimana tidak, dinding temboknya hanya setinggi pinggang orang dewasa, tidak memiliki jendela dan pintu, memiliki 1 papan tulis padalah kelas yang tersedia itu dari kelas 1 hingga 4 sehingga guru menggabung semua siswa jadi satu atau dua kelompok belajar dalam satu kelas, ditambah lagi atapnya bisa saja terbang kalau terjadi angin yang besar, bahkan hal tersebut pernah terjadi ujar salah seorang gurunya. Dan dengan besar hati  rumah Pak Kadus pun dijadikan tempat untuk belajar siswa-siswi sekolah tersebut sementara atap sekolahnya diperbaiki. Sangat miris bukan?
suasana di ruang kelas MI Sidratul Muntaha, Ujung Gol.
Dibandingkan dengan anak-anak yang sekolah di kota atau desa lainnya yang diantar oleh orang tuannya dengan kendaraan, para siswa di sekolah ini boro-boro diantar dengan kendaraan, memiliki sepeda pun tidak padahal mereka harus menempuh jarak yang begitu jauh dari rumahnya ke sekolah mereka melewati medan yang begitu memprihatinkan. Bila musim kemarau daerah ini akan gersang dengan jalan berdebu dan berkerikil sedangkan bila musim hujan tiba daerah ini akan ditumbuhi rerumputan alam yang hijau dengan jalanan yang becek dan licin walaupun begitu hal ini menjadi berkah bagi para petani disana untuk menanam jagung dan berbagai tanaman sayur lainnya.

Di kecamatan Jerowaru Lombok Timur ini pada umumnya merupakan daerah yang memiliki tingkat curah hujan yang rendah dibandingkan daerah lainnya di Lombok. Pada saat musim kemarau tempat ini sangat gersang dan kekurangan air baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk bercocok tanam. Sebagian masyarakatnya juga pergi melaut untuk  mencari ikan karena daerah ini memang merupakan daerah pesisir pantai yang memiliki destinasi wisata pantai-pantai yang indah dan terkenal  hingga luar negeri. Akan tetapi apabila musim hujan tiba, anugrah bagi masyarakat di kecamatan Jerowaru ini yang tadinya gersang menjadi hujau dan subur. Mereka yang memiliki lahan memanfaatkannya untuk menanam beberapa jenis tanaman pangan seperti jagung, tomat, cabai, buah-buahan seperti serikaya dll.

Oleh karena itu, untuk memanfaatkan musim penghujan ini Komunitas Indera melakukan penghijauan berupa penanaman pohon di sekitar sekolah MI Sidratul Muntaha dan jalanan menuju rumah warga di Ujung Gol desa Sekaroh kecamatan Jerowaru Lombok Timur. Agenda ini sudah direncanakan dan diberikan izin oleh guru sekaligus kepala sekolah di sekolah tersebut dan juga Pak Kadus yang berwenang di Kampung Ujung Gol. Sehingga agenda ini sangat didukung oleh pak Kadus disana yang kebetulan baru beberapa bulan pulang dari menjalankan ibadah haji. Anak-anak Ujung Gol sangat antusias dan gembira dengan kedatangan para relawan Komunitas Indera yang akan melakukan penanaman pohon di tempat mereka.

Para relawan mencoba menarik semangat anak-anak tersebut dengan memberikan beberapa permaianan dan berbagi bercerita kepada anak-anak sebelum dilakukan penanaman pohon. Anak-anak dibagi menjadi dua grup yakni kelompok laki-laki dan perempuan. Masing-masing kelompok diarahkan oleh para relawan yang berusaha untuk mencairkan suasana dengan memberikan permaianan kepada anak-anak tersebut, seperti bercerita, bernyanyi ataupun permainan yang sering mereka lakukan. Bahkan anak-anak tersebut sangat antusias hingga sampai terpeleset dan terjatuh, meskipun betigu mereka sangat gembira dan tidak merasa kapok untuk bermain lagi. Selain itu, relawan juga mengenalkan tentang berbagai jenis profesi atau pekerjaan yang mereka sukai dan dicita-citakan jika desawa kelak. Adapula, relawan yang mencoba menceritakan tentang bagaimana terjadinya penomena alam seperti mengenalkan musim di tempat mereka berada. Relawan mengajak anak-anak untuk mencintai dan melestarikan alam dengan baik dan bijak. Salah satu contoh yang bisa kita lakukan untuk melestarikan alam dan lingkungan kita yakni dengan menanam pohon.

Moment bercerita oleh salah satu relawan Komunitas Indera
Anak-anak tersebut yang memang notabennya merupakan anak petani dan nelayan yang sudah terbiasa dengan alam dan suka membantu orang tua mereka menanam di ladang bagi mereka yang mempunyai ladang di sana. Dengan gamblang merekapun menceritakan bagaimana mereka menanan cabai, tomat, dan jagung saat membantu orang tua mereka di ladang walau dengan expresi malu-malu. Saat para relawan mengajak mereka untuk menanam pohon mereka antusias dan tidak sabar untuk melakukannya.

Dengan dibantu oleh Pak kadus, para relawan dan juga anak-anak Ujung Gol bisa melakukan penanaman pohon di sekitar sekolah MI Sidratul Muntaha dan di sepanjang jalan menuju perkampungan disana. Ada sekitar 200 bibit pohon siap tanam dibagikan oleh para relawan kepada anak-anak tersebut untuk ditanam dilubang-lubang yang telah disediakan. Para relawan mengajak anak-anak tersebut memberi nama pada bibit pohon yang mereka taman sesuai dengan keinginan mereka sendiri supaya dapat membuat mereka lebih bersemangat untuk menjaga pohon tersebut hingga besar nanti. Tadinya kami berfikir bibit-bibit pohon tersebut yang akan ditaman di Ujung Gol tidak akan cukup, akan tetapi ternyata kami tidak bisa menanam semua bibit-bibit tersebut karena faktor lahan yang tidak begitu luas. Walaupun begitu para relawan merasa sangat bersyukur acara yang direncanakan dari jauh-jauh hari bisa terlaksana dengan baik walaupun masih ada saja kekurangan. Yang terpenting adalah bisa berbagi cerita dan inspirasi kepada anak-anak yang begitu luar biasa. Sungguh mereka mengajarkan kita semangat pantang menyerah.


Komunitas indera mengucapkan banyak terima kasih kepada anak-anak hebat Ujung Gol, guru MI Sidratul Muntaha yang tidak kalah luar biasa juga, Pak Kadus Ujung Gol yang telah banyak membantu dan mendukung kegiatan selama ini serta para relawan, jangan pernah menyerah untuk membangkitkan semangat dan kepercayaan diri untuk anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak. [Re]

Sunday 29 January 2017

Kampung Halamanku Tidak Banyak Berubah

07:52:00 0 Comments
Desa Pengkelak Mas, Kec. Sakra Barat, Kab. Lombok Timur, NTB. 
Kampung halaman ku berada jauh dari pusat kota Mataram sekitar lebih dari 70 kilometer atau sekitar 2 jam perjalanan dari ujung timur Pulau Lombok. Lahir dan tumbuh di sebuah desa di Lombok Timur yang mayoritas pekerjaan masyarakatnya sebagai petani membuat saya menghabiskan banyak waktu bermain di sawah pada masa kecil hingga tamat sekolah dasar. Ini yang nanti membuatku pada akhirnya merindukan kampung halaman bila berada di kota. 

Orang tua saya merupakan seorang petani yang hidup dari hasil sawah yang tidak menentu penghasilannya, akan tetapi orang tua saya sangat peduli akan pendidikan  sehingga sejak tamat sekolah dasar mereka menyekolahkan saya di pesantren sehingga saya harus mondok dan jauh dari mereka. Mereka merelakan saya untuk mondok dari sekolah menengah pertama hingga saya sekolah di perguruan tinggi di Kota Mataram. 

Menghabiskan waktu selama hampir 10 tahun jauh dari kampung halaman membuat saya mengerti dan belajar tentang menjadi pribadi yang mandiri dan menahan rasa homesick yang terkadang melanda saat berada di tempat menuntut ilmu. Meskipun demikian orang tua saya selalu datang menjenguk setidaknya sekali dalam seminggu untuk hanya melepas rindu dan membawakan saya makanan sebagai bekal sehingga rasa kangen rumah dan masakan ibu bisa terobati. Keberuntungan bagi saya yang memiliki orang tua yang sangat peduli pada anaknya. Tidak ada kata yang paling pantas untuk mereka selain berbakti dan menyayangi mereka sepenuh hati karena kita tidak akan bisa membalas jasa mereka yang begitu besar. 

Sejak kecil saya sudah terbiasa dengan pemandangan sawah terpajang sekeliling dan membentang luas. Kampung halaman saya tidak begitu banyak berubah. Dengan pemandangan sawah terbentang dengan background apik gunung tertinnggi kedua di Indonesia, gunung rinjani. Inilah yang menjadi gambar andalan saya saat masih kecil duduk di bangku sekolah dasar dalam mata pelajaran menggambar. Masih teingat dalam memori saya, dulu bahwa gambar yang cukup penomenal yakni sebuah gambar gunung rinjani dan diapit dengan bukit di sisi kiri dan kanan gunung yang selalu saya gambar. Selanjutnya dibentangi sawah dan pepohonan kelapa disekitar gambar gunung tersebut. Walaupun begitu nilai menggambar saya tidak pernah sekidit. Karena ketertarikan kepada seni dan keindahan alam sejak kecil ini yang membuat saya senang berpetualang melihat hamparan hijau alam dan pepohonan. Saya sangat beruntung terlahir di pulau yang menjadi surganya wisatawan ini, pulau Lombok.

Di Lombok Timur dengan jumlah penduduk terpadat di NTB ini, memiliki kekayaan alam yang indah dan masih sangat asri. Selain itu dengan mayoritas penduduknya yang beragama muslim sekitar 98% sehingga tidak heran jika terdapat masjid-masjid yang besar dan indah di beberapa daerahnya di Lombok Timur. Syukur kami masih bisa mendengar kumandang adzan lima kali sehari dari masjid setiap hari. Di kampung halaman saya masih memegang pentingnya anak-anak untuk bisa mengaji al-quran. Apabila sudah mulai magrib sampai isha’dan setelah waktu zohor hingga ashar, anak-anak anak berangkat bergerombolan untuk mengaji. Bersyukur di kampung kami masih ada yang peduli dan rela membagi ilmunya untuk mengajar anak-anak mengaji dengan bayaran seikhlasnya atau kadang tidak dibayar juga, dimana pada zaman sekarang sudah agak jarang orang ingin membagi ilmunya mengajar anak-anak untuk bisa membaca al-quran. Memang sangat penting untuk memberikan pendidikan formal bagi anak-anak di sekolah, tapi penting juga memberikan penanaman agama sejak dini sehingga mereka bisa menjadi anak-anak yang pintar dan juga memiliki moral yang baik dengan pengetahuan agama yang bagus dari kecil. Orang tua juga hendaknya bisa bekerja sama dan seimbang dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak mereka baik dalam bidang akademik dan juga pengetahuan agama sedini mungkin. 

Kalau di zaman sekarang yang serba canggih dan cepat dengan perkembangan tekhnologi yang pesat. Anak-anak zaman sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok untuk memiliki gadged atau pun smartphone mahal. Anak-anak sekolah dasar sudah bahkan sudah mempunyai barang tersebut dan menghabiskan masa bermainnya bahkan untuk bermain game atau gadget setiap hari. Permainan-permaian tradisional seperti yang kita mainkan dulu sudah tidak ada yang berminat lagi karena pengaruh tekhnologi yang lebih mendominasi anak-anak zaman sekarang. Tapi beruntungnya, di kampung halaman saya anak-anak yang memang sudah harus akrab dengan dunia bermain mereka tetap menggunakan permainan-permainan tradisional seperti gangsing, mail petak umpet, bermain dengan alam di lapangan, di sawah dan tempat mereka seharusnya bermain yakni dunia anak-anak. Sebagaian besar anak-anak di kampung halaman saya memang lebih suka bermain di alam terbuka dan memainkan permainan-permaian yang dulu sewaktu kecil saya juga mainkan. Tapi walaupun ada juga yang memberikan anaknya untuk terus bermain gadget dari pada bermain di luar bersama teman-teman sebayanya. Disini lah pentingnya peran orang tua untuk mengawasi perilaku dan bagaimana sebaiknya anak-anak menggunakan gedged agar tidak diberbudak dan diperdaya oleh tekhnologi sehingga bisa membuat mereka lupa untuk bermain dan bersosialisai layaknya anak-anak sebaya mereka.

Gendang Beleq
Selain itu meski teknologi dan budaya barat sudah merambah ke negara kita, di kampung halaman saya masih menjaga eksistensi adat dan budaya yang baik seperti budaya gotong royong antar masyarakat, budaya tradisional suku sasak seperti musik tradisional gendang beleq atau dodak Sasak. Gendang beleq merupakan adat musik tradisional suku sasak yang menjadi salah satu ikon Pulau Lombok juga. Dimana di kampung saya masih banyak pemuda-pemuda maupun orang tua yang masih menjaga dan melestarikan musik tradisional sasak seperti gendang beleq ini. Disamping mereka tetap melestarikan  budaya tersebut, adat budaya tersebut menjadi pekerjaan dan mata pencaharian bagi mereka yang menjalankannnya. Budaya tradisional Gendang Beleq ini biasanya dimainkan pada saat acara pesta pernikahan atau yang lebih dikenal dengan merariq di suku Sasak pulau Lombok.

Kita memang harus pintar dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi yang semakin canggih dan berkembang pesat seperti pada zaman sekarang ini. Kita tidak bisa pungkiri begitu besarnya pengaruh tekhnologi bagi kehidupan kita dan berdampak lebih besar lagi bagi generasi seterusnya. Oleh karena itu, hendaknya kita bisa dengan tepat dan bijak memanfaatkannya untuk kehidupan yang positif dan lebih bermakna agar tidak sampai diperbudak oleh teknologi.[Re]


Reamuski

Wednesday 12 October 2016

LOVING IS SHARING

07:47:00 0 Comments
Loving is sharing
Ku mencoba mencintai dengan sepenuhnya, tapi tak sampai lupa diri. Terkadang cinta yang kita anggap di hati seseorang, juga sepenuhnya diberikan untuk kita. Tak apa! Berharap untuk menguatkan hati. Akan tetapi tidak ada yang tahu dalamnya hati seorang insan. Hanya dirinya dan Tuhan yang berkuasa.

Kenapa harus ada rasa cinta? Sungguh bodoh yang mempertanyakan itu. Bersyukurlah cinta ditanamkan Tuhan untuk dipupuk oleh manusia, hanya hati manusia. Dianugerahkan sebuah cinta didalam hati seorang insan pasti ada setitik makna. Dan beruntunglah kamu yang bisa mengartikan makna sejalan dengan pasangan cinta untukmu..

Tapi bagaimana bila makna berarti pahit? Atau makna yang tidak terjamah dan tidak terterjemahkan, atau mungkin menjadi makna kosong. Makna yang tidak pernah kita harapkan untuk datang dalam hati kita sebelumnya. Yang tidak sedikitpun terbersit terjadi, tapi kenyataan hidup menjadi jadi. Sadis!

Rasa cinta itu sadis juga…. Ya Tuhan…..
Kuharapkan cinta yang kurasa ini bermakna indah untukku dan untukmu. Tapi apa daya! Hati hanya milik pemiliknya, jangan kau paksa. Hati hanya milik pemiliknya, walau kadang dengan dusta mendapatkannya. Hati hanya milik pemiliknya, walau lain di bibir kau ucap manis, tapi hatimu busuk meraihnya. Kau lupa aku juga punya rasa, ya kau lupakan itu! Yang kau ucap sungguh manis dan sederhana dan aku tidak bisa lupakannya dengan sederhana. Dan bodohnya kupercaya cinta itu ada didalam hatinya. Dua kali terjebak dalam hati yang sama. Apa yang ku pikirkan selama ini?? Menunggu?? Kenapa kau tidak berhenti berharap saja dulu… ingin ku tertawa didalamnya lautan, agar tidak ada yang mendengar aku menertawakan diriku sendiri..

Perih ini ku rasa, ku tahan dalam hati yang ada ketulusan untukmu. Tapi tak kusesalkan rasa ini, hanya caramu! Caramu menghanyutkan ku pelan dan perlahan, jelas dalam ketidakjelasan, rindu dalam diam, ambigu dalam ucap, dan semua itu tidak satupun bisa ku cerna. Otakku mencoba merespon ini adalah sebuah kekeliruan. Tapi hatiku memahami ini adalah ketulusan. Aku tau rasamu tidak satu dan seutuhnya, dan aku pun tau rasaku satu dan sepenuhnya. Dan itu kelalaianku pada diriku sendiri. Aku keliru telah menyayangimu sejauh ini. Sungguh keliru. Tapi aku tak pernah ingin menyalahkan cinta, karena cinta itu dari Tuhan yang menganugerahkan rasa. Apa yang terjadi ini adalah proses pendewasaan yang ku pelajari selangkah demi selangkah.

Aku percaya Tuhan, cinta ini milik pemiliknya dan akan kembali kepada pemiliknya. Dan itu hukum alam. Indahnya dedaunan abu kecokelatan yang terjatuh dari rantingnya. Indah???? Bagi kamu yang melihatnya mungkin indah, tapi bagaimana dengan dedauna dan ranting? Apakah kamu tau apa yang dirasakannya, saat berhari-hari tumbuh bersama tapi harus tertiup angin kencang hingga daun terpisah dari rantingnya?? Ada makna dalam setiap kejadian. Beruntunglah kamu yang bisa menghargai makna itu. Entah dengan siapapun aku dan kau akan bersama nanti yang ku percaya semua akan indah pada waktunya walau dengan pahit dan pengorbanan mendapatkannya. Cinta ini ada, tapi tidak permanent. Kau pernah berkata padaku hanya kebaikanlah yang dikenang dan abadi. Tentu, tidak ada yang lebih indah dari berbagi kebaikan dan kasih sayang. Mungkin dengan cara ini cinta akan tetap ada, maka lakukanlah karena tidak ada ruginya membagi kebaikan dan sayang untuk sesama. Biarlah seperti ini bersama dan berbagai kisah dan kebaikan untuk sesama, aku tidak punya kekuatanku untuk merebut hak wanita lain untuk menjadi miliku. Tuhan tahu isi hati hambanya.

Ku harap kau tahu. Aku mencintaimu sungguh, tapi tidak mencintaimu melebihi cintaku kepada pencipta-Ku… Tuhan, jaga hatiku dan juga hatinya.

To be continued… 

Wednesday 9 March 2016

Membuat Film Kembar

10:19:00 0 Comments
 Mungkin sebagian Anda bertanya-tanya tentang bagaimana membuat   video seperti di tipi-tipi itu hehe
Salah satu contohnya adalah seorang pemain bisa menjadi dua orang yang sama   alias kembar dengan karakter berbeda-beda namun sesungguhnya itu hanya akalan-akalan editor dan videographer.

Kalau tidak percaya  klik aja video sederhana di bawah ini hihihi ..


Video diatas merupakan video dari akun yusuf.. Uffss Maksudku akun Youtube temen .
Nah sekarang bagaimana cara membuatnya.?
langsung aja cari tutorialnya di mbah google akan tetapi kalau untuk pemula mungkin agak kesulitan karena membuat video2 seperti itu membutuhkan teknik khusus pada saat pengambilan gambar/video karena menurut pemilik akun youtube itu yang katanya masih belajar juga,kalau hanya mengandalkan Software aplikasi editing saja sya jamin  99% belum tentu berhasil tapi kalau kmu punya keingin kuat untuk belajar kepada akhlinya bisa jadi anda akan menjadi editor yang hebbbbaat.. hehe.

Wednesday 2 March 2016

Tanjung Bloam, the Hidden Paradise of the Lombok Island

18:12:00 6 Comments
Who didn’t know the Lombok Island?? The small beautiful Island in Indonesia, South East Asian, it is closed to the Bali Island. Although Lombok is not as famous as Bali, but the beauty of Lombok is as fantastic as Bali. Nowadays, Lombok is known as the new wanted destination in Indonesia after Bali, even perhaps it will take over the tourist heart in choosing destination for vacation in the world. :D

Did you know? Lombok has many wonderful places to explore for the destination hunters both local and international tourists. Indonesia must be proud of having Lombok, not because Lombok has many great destinations but because of Lombok has achieved 2 appreciations from World Halal Travel Award 2015 in Abu Dhabi, United Arab Emirates to be World’s Best Halal Honeymoon Destination and World’s Best Halal Tourism Destination. That’s the great news ever for my Indonesia because it is the first time.

Well, for your information the travelers!
I will share my trip story when I explored one of the beautiful destinations in Lombok, especially in East Lombok. If you talk about Lombok, it seems that there are some most famous destinations such as Senggigi beach, Kuta beach, Rinjani Mountain, or the 3 Gili (gili trawangan, gili meno and gili air). Yeah, that’s right! These destinations have been spread and very famous in the world travelers of course. But here, I will take you to the other side of Lombok. It is very hidden, devious and amazing, guys! You will be very amazed of it, because I have ever been there and I was very WOW! It’s my first visiting there. Hehe…

People call that place as TANJUNG BLOAM! Did you ever hear?
Don’t worry if some of you who didn’t ever hear and know that, I will let you know, jiaaah….. hehehe

This destination is located in Sekaroh village, East Lombok, West Nusa Tenggara, Indonesia. It seems good if it’s complete, right? :D The route is same as the way to get to the Pink Beach (Tangsi Beach) and Tanjung Ringgit, it’s about 3 kilometers before Pink beach in the right side. There is a marker for entering to the Jeva Bloam Villa if you are guest of hotels. But if you’re not! Don’t worry!! There is another way to get there, although it’s bit steep and horror. Do not afraid of losing a way because there are many travelers who will accompany you entering the challenging route. About 1 kilometer before the gate of Jeva Bloam Villa, there is a way that was marked as “Gili Bloam” that’s the way to enter the Tanjung Bloam destination, but you must be brave to get there. Why? Because the route is quite steep to track guys but you will amaze when you arrive there! So be patient! If you are not take care of, it must be very dangerous! So be careful and keep safe!

Before entering the gate that was secured by people there, you have to pay 15 thousand rupiahs for only 1 motorcycle, car couldn’t enter due to the track road was bit narrow and muddy in rainy season. You will find the ground route with mud and stone. It’s very rock guys but I enjoyed my trip. Then, after pass the ground route, you will park your motorcycle in the place that’s available by the people there, you didn’t need to pay parking again. Afterwards, you must walk through hill and ravine about 15 minutes and then you will enter wood about 15 minutes that was very cold then you will get to the Tanjung Bloam. Yeah! Finally. You will see this view when you out of the wood! Amazing! all tired is paid!

How is the view guys? I need your opinion about my writing and my trip of course!
These are some moments that I captured in Tanjung Bloam. Really beautifu! I hope you like my blog♡♡♡

JV Bloam

Sunday 15 September 2013

Great Moment with Beloved Family at Pink Beach and Tanjung Ringgit

21:25:00 1 Comments

Hello, friends!
            How’s your life today? Are you happy?? Are you healthy? Or you are GALAU,,!! Hahahaaa… :D
            Don’t worry! I’ll entertain you all with telling my experience. I know I am not good in writing, but I’ve tried to make a good story like this one. This is my story when I was in holiday. Well…… I wish you all are ok therefore it must be your pleased moment to read my experience; it was happened about last few week. It’s my holiday with my lovely family. Hope you enjoy read this blog and thank you for visiting yaaayy…!! :D
            Because of the holiday was happen at a day after Indonesia Independent Day (18 August 2013) so that I think it must be pleased if I also retell the history of my beloved country Indonesia at 17 August 1945, 68 years ago. It may be able to make you think that we must be a great generation more that what our patriots had been sacrificed for this country. Don’t let their sacrificial left useless, we must continue it with the better thing for our beloved country.
            People around the world know that on Agustus 17 every year, Indonesian always celebrate our Independent day. This is the day when Ir. Soekarno conveyed the Proclamation text to spread that Indonesia had been in freedom. For long time, Indonesia was colonized by Japan; however Ir. Soekarno bravely proclaimed that Indonesia had free from colonization. I am proud of the braveness of Ir. Soekarno at that time. It is very reasonable to call Ir. Soekarno as the biggest hero for Indonesia. Indonesia will belong to us in the past, now and forever. We love being Indonesian.
            Actually, I am so sorry for posting this blog too late. It is because I am very busy lately day. Well guys…… Indonesia is enriched by the great people here, various kinds of culture and social tradition, surrounded by many beautiful islands and many more…
            In this moment, I’ll share my story when I was in holiday with my beloved family at Tangsi Beach, do you know?? It was familiar called as Pink Beach in Lombok, particularly in East South of Lombok. And also I visited the amazing place in the world, Tanjung Ringgit. Woooow… it was amazing when I was there.
Pink Beach (Pantai Tangsi/Pink)
Tanjung Ringgit and Pink Beach are closed to one another. We can reach Tanjung Ringgit about 2 or 3 km from Pink Beach. It is near, isn’t it?? However, the way to get there is damaged half of it. It is about 1 hour trip we’ll go through the damaged street. But, it will be cured when you get Tanjung Ringgit and Pink Beach. The paradise place!! These are some photos of the street that we through to Pink Beach and continue to Tanjung Ringgit.
Rumah Warga di Desa Sekaroh, Jalan ke Pantai Pink dan Tanjung Ringgit
My little foot under Pink Sand (Tangsi Beach)

My Brother at Tangsi
My Beloved Mother and Brother in Pink Beach



kiddy, EKKY,ECHA, AND ASHRO in PINK BEACH



Unyu-unyuan di pantai Pink
Goa Peninggalan Jepang di Pantai Pink
Meriam peninggalan Jepang 
di Tanjung Ringgit
Pepohonan di jalan menuju Pantai Pink dan tanjung Ringgit, So beautiful!
Tanjung Cina-tanjung Perak dari atas

I wanna see the world - Pink Beach