Wednesday 12 October 2016

LOVING IS SHARING

Loving is sharing
Ku mencoba mencintai dengan sepenuhnya, tapi tak sampai lupa diri. Terkadang cinta yang kita anggap di hati seseorang, juga sepenuhnya diberikan untuk kita. Tak apa! Berharap untuk menguatkan hati. Akan tetapi tidak ada yang tahu dalamnya hati seorang insan. Hanya dirinya dan Tuhan yang berkuasa.

Kenapa harus ada rasa cinta? Sungguh bodoh yang mempertanyakan itu. Bersyukurlah cinta ditanamkan Tuhan untuk dipupuk oleh manusia, hanya hati manusia. Dianugerahkan sebuah cinta didalam hati seorang insan pasti ada setitik makna. Dan beruntunglah kamu yang bisa mengartikan makna sejalan dengan pasangan cinta untukmu..

Tapi bagaimana bila makna berarti pahit? Atau makna yang tidak terjamah dan tidak terterjemahkan, atau mungkin menjadi makna kosong. Makna yang tidak pernah kita harapkan untuk datang dalam hati kita sebelumnya. Yang tidak sedikitpun terbersit terjadi, tapi kenyataan hidup menjadi jadi. Sadis!

Rasa cinta itu sadis juga…. Ya Tuhan…..
Kuharapkan cinta yang kurasa ini bermakna indah untukku dan untukmu. Tapi apa daya! Hati hanya milik pemiliknya, jangan kau paksa. Hati hanya milik pemiliknya, walau kadang dengan dusta mendapatkannya. Hati hanya milik pemiliknya, walau lain di bibir kau ucap manis, tapi hatimu busuk meraihnya. Kau lupa aku juga punya rasa, ya kau lupakan itu! Yang kau ucap sungguh manis dan sederhana dan aku tidak bisa lupakannya dengan sederhana. Dan bodohnya kupercaya cinta itu ada didalam hatinya. Dua kali terjebak dalam hati yang sama. Apa yang ku pikirkan selama ini?? Menunggu?? Kenapa kau tidak berhenti berharap saja dulu… ingin ku tertawa didalamnya lautan, agar tidak ada yang mendengar aku menertawakan diriku sendiri..

Perih ini ku rasa, ku tahan dalam hati yang ada ketulusan untukmu. Tapi tak kusesalkan rasa ini, hanya caramu! Caramu menghanyutkan ku pelan dan perlahan, jelas dalam ketidakjelasan, rindu dalam diam, ambigu dalam ucap, dan semua itu tidak satupun bisa ku cerna. Otakku mencoba merespon ini adalah sebuah kekeliruan. Tapi hatiku memahami ini adalah ketulusan. Aku tau rasamu tidak satu dan seutuhnya, dan aku pun tau rasaku satu dan sepenuhnya. Dan itu kelalaianku pada diriku sendiri. Aku keliru telah menyayangimu sejauh ini. Sungguh keliru. Tapi aku tak pernah ingin menyalahkan cinta, karena cinta itu dari Tuhan yang menganugerahkan rasa. Apa yang terjadi ini adalah proses pendewasaan yang ku pelajari selangkah demi selangkah.

Aku percaya Tuhan, cinta ini milik pemiliknya dan akan kembali kepada pemiliknya. Dan itu hukum alam. Indahnya dedaunan abu kecokelatan yang terjatuh dari rantingnya. Indah???? Bagi kamu yang melihatnya mungkin indah, tapi bagaimana dengan dedauna dan ranting? Apakah kamu tau apa yang dirasakannya, saat berhari-hari tumbuh bersama tapi harus tertiup angin kencang hingga daun terpisah dari rantingnya?? Ada makna dalam setiap kejadian. Beruntunglah kamu yang bisa menghargai makna itu. Entah dengan siapapun aku dan kau akan bersama nanti yang ku percaya semua akan indah pada waktunya walau dengan pahit dan pengorbanan mendapatkannya. Cinta ini ada, tapi tidak permanent. Kau pernah berkata padaku hanya kebaikanlah yang dikenang dan abadi. Tentu, tidak ada yang lebih indah dari berbagi kebaikan dan kasih sayang. Mungkin dengan cara ini cinta akan tetap ada, maka lakukanlah karena tidak ada ruginya membagi kebaikan dan sayang untuk sesama. Biarlah seperti ini bersama dan berbagai kisah dan kebaikan untuk sesama, aku tidak punya kekuatanku untuk merebut hak wanita lain untuk menjadi miliku. Tuhan tahu isi hati hambanya.

Ku harap kau tahu. Aku mencintaimu sungguh, tapi tidak mencintaimu melebihi cintaku kepada pencipta-Ku… Tuhan, jaga hatiku dan juga hatinya.

To be continued… 

No comments:

Post a Comment